Berawal dari hal kecil yang membuatku merenungi diri. Ketika suatu permintaan tak langsung dipenuhi, aku meledak. Padahal permintaan itu bukan satu-satunya jalan. Masih ada hal lain yang dapat kulakukan untuk menyelesaikan persoalan. Namun permintaan itu memang hal termudah yang bisa dilakukan.
Aku menelepon ke seberang sana. Menanyakan tentang permintaanku yang sudah kuutarakan sebelumnya. Namun mama menjawab bahwa papa sedang ada urusan hingga tidak sempat melakukan permintaan itu. Langsung saja suara rengutan keluar dari mulutku hingga mama mengatakan akan meminta orang lain untuk membantu karena beliau sendiri tidak mengerti cara melakukannya.
Aku tutup telepon dengan tenggorokan yang tercekat menahan emosi. Aku menangis karena emosi yang terlampau besar. Begitu saja pikiran buruk tentang papa melintas di otakku. Papa yang lebih mementingkan urusannya daripada permintaanku yang sederhana dan mudah dilakukan. Aku menangis karena kesalnya.
Tak berapa lama setelah tangisku reda, papa menelepon. Ia mengatakan no yang aku cari tidak ada. Mendengar suaranya yang penuh kekhawatiran, sebuah kenyataan mengahantamku dengan telak. Akhirnya aku memintanya melakukan hal lain dan ia mengiyakan dengan cepat. Tanpa ragu, tanpa berpikir, tanpa rasa keberatan sama sekali.
Lagi-lagi aku menangis. Kali ini karena sebuah penyesalan. Betapa mudahnya aku tersulut emosi dan membiarkan papa merasa khawatir karena telah lalai menuruti permintaanku. Aku kecewa pada diriku sendiri. Pada sifatku sendiri. Kenapa aku tidak mampu memposisikan diri sebagai anak yang baik? Tidak salah memang jika meminta tolong pada orang tua, tapi aku juga harus ingat kalau mereka juga punya urusan lain. Dan pada akhirnya itu juga untukku, bukan untuk orang lain.
Pada akhirnya, hanya penyesalan dan kekecewaan pada diri sendiri yang menemani. Berharap mama dan papa memaafkanku, walau aku yakin sedikitpun mereka tidak akan terpikir akan sifat burukku. Yang terpikir oleh mereka pasti adalah kekecewaan karena telah membuat aku kecewa. Tapi justru itulah yang membuatku hancur lagi.
Sorry for those that may hurts you, mom, dad. Those that may not you notice :'(
(Curahan hati pertama, di malam yang dipenuhi air mata)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar